Rabu, 05 Desember 2012

Lambung adalah salah satu organ penting dalam tubuh. Fungsi utamanya bukan hanya menggiling makanan agar menjadi lebih halus. Lebih dari itu, lambung berfungsi membunuh kuman, bakteri maupun virus yang masuk bersamaan dengan makanan. Karena ternyata 30-40% bakter, kuman dan kawan-kawannya masuk dalam tubuh kita bersamaan dengan makanan. Nah, apa jadinya jika kita tidak memiliki pasukan beserta benteng pertahanan terhadap pasukan ‘devil’ berupa kuman?

Fungsi Lambung
Fungsi utama lambung dalam membunuh kuman ditugaskan kepada asam lambung. Sesuai namanya, asam lambung memang bersifat asam. Kndisi keasamaannya atau pH-nya sekitar 3. Suasana ini membuat hampir  seluruh bakteri tak berdaya. Alhasil, usus kita aman untuk mencerna makanan dan kita terbebas dari penyakit seperti diare.
Selain berfungsi membunuh segala bakteri dan virus, asam lambung juga berfungsi untuk memecah makanan. Terutama makanan ‘berat’ atau yang memiliki komponen kimia yang agak rumit, semisal daging dan makanan berprotein tinggi lainnya. Asam lambung dibutuhkan tubuh, bersamaan dengan enzim yang dihasilkan oleh lambung untuk mencerna makanan agar zat gizi bisa diserap tubuh dengan sebaik-baiknya.

Gastritis
Namun, fungsi dari asam lambung yang baik ini kadang menjadi kurang nyaman bagi sebagian orang karena menderita penyakit maag atau gastritis. Gastritis bisa diartikan dengan peradangan pada dinding lambung. Konsisi ini, membuat dinding lambung tidak lagi bisa menahan kuatnya suasana ‘asam’ yang juga diproduksi oleh salah satu sel di dalam lambung tersebut. Padahal dinding lambung didesain secara sempurna oleh Allah untuk bisa menahan dahsyatnya asam lambung yang bersifat sangat keras tersebut.
Kondisi berkurangnya atau tergerusnya dinding lambung, membuat lambung menjadi tidak kuat lagi terhadap asam lambung. Sehingga perut terasa panas bahkan sampai ke detak jantung tidak normal atau ‘heartburn’.

Penyebab Gastritis
kondisi gastritis, oleh ilmu kedokteran konvensional bisa disebabkan oleh beberapa factor. Mulai dari virus, bakteri sampai adanya gangguan autoimunitas. namun, kebiasaan makanan dan kebiasaan kita sehari-hari pun ternyata juga bisa menyebabkan gastritis. Beberapa penyebab gastritis yang terkait dengan pola makan dang gaya hidup diantaranya: merokok, konsumsi kopi atau makanan yang mengandung zat bersifat asam, konsumsi jus buah yang ditambah asam sitrus, konsumsi alcohol, bahkan konsumsi makanan yang terlalu banyak mengandung lemak juga bisa menjadi factor penyebab gastritis. Karena semakin banyak lemak dan protein yang harus dicerna lambung, semakin banyak juga asam lambung yang dibutuhkan tubuh untuk mencerna makanan tersebut dengan baik.

Emosi dan Gastritis?
Secara empiris, orang yang menderita gastritis merasakan kekambuhan ketika muncul stress emosional maupun stress fisik (kelelahan). Apakah ini benar ataukah hanya mitos? Ternyata, dalam sebuah jurnal yang diterbitkan oleh American Journal Gastroenterology sejak tahun 1976, setelah melakukan endoskopi terhadap sekitar 788 kasus gastrointestinal atau pencernaan, sebanyak 53% pasien yang diteliti (sebelumnya tidak ada riwayat dengan penyebab gastritis), memang memiliki masalah dengan emosi yang cukup signifikan. Jurnal ini juga menyatakan bahwa stress emosi mungkin berkontribusi dalam ketidaknormalan produksi asam lambung.
Melihat referensi ilmu kedokteran lainnya, yaitu ilmu kedokteran China ternyata juga menyatakan hal yang sama. Bahwa ketidakseimbangan emosi, utamanya marah memang menjadi penyebab atau pemicu ketidakseimbangan produksi asam lambung dan juga memicu gastritis.

Gejala Gastritis
Beberapa kondisi yang bisa menjadi gejala sahabat menderita gastritis adalah:
-          Dyspepsia atau perut terasa sebah
-          Heartburn (rasa panas di area dada sering diiringi detak jantung tidak teratur)
-          Nyeri sekitar abdomen atau perut
-          Cegukan
-          Nafsu makan berkurang
-          Mual
-          Mntah, bahkan bisa sampai muntah darah
-          Kotoran atau BAB berwarna gelap

Antasida, baikkah?
Golongan obat yang sering digunakan untuk mengatasi masalah asam lambung adalah antasida. Antasida adalah obat yang berfungsi untuk menormalkan asam lambung. Kelompok obat ini terdiri dari tiga jenis bahan utama yaitu magnesium, kalsium dan garam aluminium. Obat jenis antasida ini sering digunakan dalam bentu obat bebas karena memiliki sifat cepat bereaksi nya yang cepat namun durasinya hanya pendek. Obat ini baiknya memang digunakan untuk kondisi yang sementara saja.
Penggunaan obat antasida dalam waktu yang lama ternyata juga bisa menimbulkan efek samping. Bahkan Yvonne Romero, M.D. ahli penyakit pencernaan dari Mayo Clinic tidak menganjurkan penggunaan antasida dalam jangka waktu lama. Jika antasida yang dikonsumsi adalah yang mengandung kalsium, efek samping yang bisa dialami diantaranya konstipasi atau sembelit bahkan sampai gangguan fungsi ginjal. Jenis magnesium, bisa menyebabkan diare dan yang mengandung aluminium berhubungan dengan kondisi tulang yang kurang kuat.

Selian antasida ada dua jenis obat lain yang sering digunakan yaitu H2 blockers, berfungsi mengurangi sekresi asam lambung seperti Cimetidine dan ranitidine. Jenis obat untuk gastritis lainnya adalah proton pump inhibitors, berfungsi menurunka produksi asam lambung. Beberapa contohnya adalah Esomeprazole dan Lansoprazole.

Selain efek samping oleh bahan antasida tersebut, dinetralkannya asam lambung membuat lambung menjadi tidak bisa bekerja sesuai fungsi normalnya. Karena jika asam lambung sudah berada pada angka di atas 3, artinya tidak lagi asam sesuai standartnya bisa memicu gangguan pencernaan lainnya. Pertama, bakteri dan virus bisa jadi lolos dari ‘serbuan maut’ asam lambung. Selanjutnya, kondisi pH yang tidak lagi normal membuat lambung lebih banyak memproduksi asam lambung agar tetap menjadi 3 jika lambung sedang ditugaskan mencerna makanan seperti daging. Karena, dengan pH yang lebih tinggi dari biasanya, makanan menjadi tidak dicerna dengan baik. Hal ini berdampak pada menurunnya penyerapan protein, bahkan menimbulkan gas dan bisa menyebabkan ‘sampah’ makanan karena tidak dicerna dengan baik.
Rendahnya keasaman lambung juga berdampak pada menurunnya penyerapan beberap vitamin dan mineral seperti zinc, zat besi, asam folat, vitamin A, vitamin B1, vitamin B5 dan vitamin E. menurunnya keasaman lambung juga bisa menjadi penyebab berkembangnya bakteri dan virus yang bisa berdampak sampai ke kanker lambung.

Solusi Tepat dan Cermat
Jika penggunaan obat jenis antasida memang kurang baik untuk lambung, tentunya ada solusi yang lebih tepat bukan? Manajemen pola makan dan pola hidup menjadi pilihan pertama bagi sahabat yang mengalami gastritis. Beberapa tips berikut boleh sahabat praktikkan untuk manajemen gastritis:
  • Konsumsi makanan mengandung flavonoid untuk menghambat pertumbuhan bakteri H. pylori yang tahan tinggal dalam lambung seperti apel, bawang putih, bawang merah atau bawang Bombay.
  • Konsumsi makanan mengandung antioksidan yaitu sayuran dan buah
  • Konsumsi makanan tinggi kalsium dan vitamin B seperi kacang almond, kacang-kacangn, sayuran hijau, rumput laut.
  • Hindari makanan dengan proses rafinasi seepri roti putih dan gula pasir.
  • Konsumsi daging rendah lemak, ikan laut dalam, tahu dan kacang-kacangan.
  • Kurangi atau bahkan hindari asam lemak trans yang secara komersial didapatkan pada makanan yang dipanggang seperti cookies, cracker, cake, kentang goring, donat makanan diproses dan margarine.
  • Hindari minuman yang mengiritasi dinding lambung atau meningkatkan produksi asam seeprti kopi (tanpa atau dengan kafein), alcohol dan minuma berkarbonasi (soda).
  • Minum air putih 6-8 gelas perhari
  • Hindari makanan pedas seperti cabai. Hindari merica dan pala juga untuk sementara waktu
  • Minum perasan air jeruk nipis dengan segelas air putih hangat di pagi hari..
  • Redakan stress
  • Konsumsi herbal seperti V-natur untuk mendinginkan lambung
Akupuntur Bisakah?

Akupuntur, salah satu pengobatan komplementer yang sudah diakui WHO memiliki sudut pandang sendiri dengan penyakit yang satu ini. Penyebab utama yang ditekankan orang yang memiliki gastritis adalah emosi. Sama seperti yang telah ditliti secara ilmiah pada penjelasan sebelumnya. Makanan yang berlemak juga turut menjadi penyebab munculnya gangguan ini.

Lalu apakah akupuntur efektif untuk menuntaskan masalah gastritis maupun gangguan asam lambung? Dalam sebuah kumpulan jurnal penelitian yang dilakukan oleh Shanghai Research Institute of Acupuncture and Meridian di Shanghai, China yang melibatkan sekitar 5325 subjek, menyatakan bahwa, efektivitas akupuntur untuk terapi gastritis adalah 94,4%.

Badan kesehatan dunia, WHO juga sudah merekomendasikan akupuntur sebagai salah satu terapi yang efektif untuk gastrtitis. Lalu, berapa kali terapi akupuntur sampai seseorang dinyatakan sembuh? Hal ini tentu saja tergantung dari tingkat keparahan sakit setiap pasien. Terapi yang disarankan dari RSH adalah seitar 5 – 8 kali terapi. Selain itu, diharapkan juga melakukan terapi pola makan dan pola hidup yang lebih baik lagi. Dengan demikian, kualitas kesehatan dan kualitas hidup pun bisa lebih baik lagi dengan terbebas dari gastritis dan penyakit gangguan asam lambung.

Pondok Holistik Indonesia
Gang Sunan Muria, Jalan Damai, Jalan Kaliurang km 8,5
0878 3966 0590/0274-851 6868


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-Hastrin Hositanisita S.Gz-

Silakan share jika artikel ini sangat bermanfaat menurut Anda dan bisa membantu sahabat dan orang yang Anda kasihi untuk lebih sehat dan lebih produktif tanpa gastritis

Tagged: , , , ,

0 komentar:

Posting Komentar