Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu jenis
penyakit yang terkadang datang secara tiba-tiba tanpa menyadarinya.
Bahkan data terakhir menyebutkan sekitar 1 milyar penduduk di dunia
menderita hipertensi. Sayangnya, hanya 69% saja yang mengetahui bahwa
dirinya terserang hipertensi. Di Indonesia sendiri menurut Departemen
Kesehatan, sekitar 32,2% penduduk di Indonesia menderita hipertensi.
Sekitat 76% saja yang mengetahui dirinya menderita hipertensi. Hasil
Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995, 2001 dan 2004 menunjukkan
penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit nomor satu penyebab kematian
di Indonesia dan sekitar 20–35% dari kematian tersebut disebabkan oleh
hipertensi.
Hipertensi secara umum bisa didefinisikan dengan tekanan darah yang
melebihi batas 140 mmHg untuk tekanan systole dan 90 mmHg untuk tekanan
diastole. Selama ini penanganan hipertensi adalah dengan penggunaan obat
untuk mengontrol tekanan darah. Sehingga sering didengar istilah
tekanan darah terkontrol. Karena memang tekanan darah yang normal
tersebut lebih disebabkan oleh bantuan penggunaan obat. Pada akhirnya,
banyak dari kalangan medis konvensional yang menyatakan bahwa hipertensi
tidak bisa disembuhkan dan harus mengkonsumsi obat seumur hidup. Hmm,
agak ekstrim bukan? Padahal terapi farmakologi sudah bukan menjadi
terapi yang sempurna mengingat adanya efek samping dari penggunaannya.
Bahkan sekitar 20% penderita hipertensi tidak mengalami perubahan pada
tekanan darahnya meskipun sudaa diberikan 3 jenis kombinasi obat.
Untungnya saat ini banyak dilakukan penelitian yang melihat apakah
tekanan darah yang tinggi bisa dikendalikan atau bahkan disembuhkan
tanpa menggunakan obat. Mengingat, komplikasi atau efek samping dari
hipertensi yang tidak terkontrol lumayan banyak, maka menghentikan
tekanan darah yang tinggi menjadi sebuah keharusan. Bahkan menurut
Centers for Disease Control (CDC), setiap kenaikan tekanan darah 20mmHg
untuk systole dan 10 mmHg untuk diastole meningkatkan risiko terkena
serangan jantung dua kali lipat.
Gejala Hipertensi
Terkadang hipertensi memang tidak menimbulkan gejala, seringkali
disebut dengan ‘silent disease’. Saking banyaknya orang yang tidak
menyadarinya. Namun menurut situs webmd.com beberapa gejala yang bias
dilihat sebagai indikasi adanya hipertensi diantaranya:
- Sakit kepala yang berat
- Kelelahan
- Bermasalah dengan penglihatan
- Rasa nyeri di dada
- Kesulitan bernapas
- Detak jantung yang kurang teratur
- Perdarahan di urin/kencing
- Rasa berat di dada, leher atau telinga
Jika sahabat merasakan satu atau beberapa gejala di atas, memang
sebaiknya melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin. Jika tidak
pun, tidak ada salahnya bukan untuk melakukan pengecekan terhadap
tekanan darah?
Penyebab Hipertensi
-
Stress
- penyebab paling besar hipertensi tidak diketahui, sering
disebut dengan hipertensi esensial. Seperti yang disebutkan oleh
Kulkarni dari Medical College of Wisconsin menyatakan sektiar 95%
hipertensi adalah hipertensi esensial, dan setelah diteliti penyebab
utamanya adalah stress. Stress memang bisa menaikkan tekanan darah,
meskipun tidak berpengaruh terhadap hipertensi secara langsung. Namun,
kondisi seperti ini, ketika berlangsung dalam waktu yang terus menerus
pada akhirnya memicu tekanan darah yang tinggi secara regular.
Bagaimana mekanisme stress sehingga bisa memicu tekanan darah?
Berikut teori yang yang bisa dijadika penjelasan tentang bagiamana
stress bisa memicu hipertensi.
Setiap orang, pastilah memiliki beberapa jensi stressor (pemicu
stress) entah dari lingkungan, masalah pribadi, pekerjaan dan lainnya
yang memicu kecemasan, rasa marah dan lainnya. Respon terhadap berbagai
stressor ini ternyata dipengaruhi oleh masing-masing individu. Intinya,
respon terhadap stressor inilah yang kemudian mempengaruhi kondisi
fisiologi tubuh. Jika respon terhadap stressor ini kemudian memicu
seseorang menjadi marah maka secara fisiologis akan menaikkan tekanan
darah.
Stress emosi memicu aktivasi system syaraf simpatis, yang bisa
menyebabkan dilepaskannya hormone norepinefrin dari syaraf simpatis di
area jantung dan pembuluh darah. Kondisi ini memicu peningkatan
pemompaan volume daran dan peningkatan resistensi pembuluh darah. Selain
itu juga bisa memicu peningkatan sirkulasi angiotensin Ii, aldosterone
dan vasopressin yang bisa meningkatkan resistensi pembuluh darah
sistemik, dan pada akhirnya meningkatkan tekanan darah. Kondisi ini,
jika terjadi dalam waktu yang singkat atau akut tidak terlalu
berpengaruh terhadap kejadian hieprtensi. Tapi, kondisi stress dan
peningkatan pembuluh darah yang kronis bisa memicu hipertensi.
-
Obesitas
Beberapa studi menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyai kelebihan
berat badan lebih dari 20% dan hiperkolesterol mempunyai risiko yang
lebih besar terkena hipertensi. Setiap kenaikan 10 kg BB, tekanan darah
naik 3 mmHg dan tiap penurunan berat badan 5kg menurunkan 10 mmHg
tekanan systole dan 5 mmHg tekanan siastole. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Departemen Kesehatan tahun 2009, menyatakan besarnya
risiko hipertensi pada kelompok obesitas meningkat 2,79 kali, gemuk 2,15
kali, dan normal 1,44 kali dibandingkan mereka yang kurus.
-
Pola Makan dan Pola Hidup
Seringkali tidak diketahui pasti penyebab utama hipertensi. Namun
beberapa penelitian menyebutkan obesitas, pola makan dan pola hidup yang
kurang sehat menjadi penyebabnya. Penurunan kualitas makanan yang
semakin tinggi kadar natrium dan semakin rendahnya kadar kalium yang
bisa membuat darah menjadi lebih kental. Makanan dengan natrium yang
tinggi sering ditemukan dalam makanan yang diawetkan, dikalengkan dan
yang menggunakan MSG. Padahal, penyeimbangnya, kalium lebih banyak kita
dapatkan di sayuran dan buah. Dari penelitian Departemen Kesehatan
terhadap factor gaya hidup yang berpengaruh terhadap kejadian hipertensi
adalah konsumsi minuman berkafein. konsumsi minuman berkafein >1
kali/hari lebih berisiko terserang hipertensi, yaitu 1,1 kali dibanding
yang minum
Hipertensi dan Stroke
Stroke adalah salah satu penyakit jantung dan pembuluh darah
terbanyak dan menjadi penyebab kematian di Indonesia. Hipertensi yang
tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih besar terkena
stroke, 6 kali lebih besar terkena
congestive heart failure,
dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung. Dari penelitian
Firmingham juga disebutkan kejadian stroke meningkat dua kali lipat pada
setiap kenaikan tensi 7,5 mm Hg diastole.
Stroke termasuk penyakit
serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak
(infark serebral)
yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.
Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya
sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah. WHO mendefinisikan
bahwa
stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi
susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan
bukan oleh yang lain dari itu. Hipertensi bisa memicu terjadinya hal-hal
penyebab stroke tersebut.
Sekitar 80% pemicu stroke adalah hipertensi dan
arteriosklerosis
atau penyempitan pembuluh darah karena penumpukan lemak, Menurut
statistik. 93% pengidap penyakit trombosis ada hubungannya dengan
penyakit tekanan darah tinggi. Sedangkah pemicu stroke pada dasarnya
adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-marah), terlalu banyak
minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi makanan yang berlemak.
Kabar baiknya,
Stroke sangat dapat dicegah dan hampir 85% dari semua stroke dapat DICEGAH!!
Pencegahan stroke ini tentunya bisa dilihat dari faktor penyebab dan
juga faktor pemicunya. Salah satunya adalah mengendalikan hipertensi.
Sudut pandang Kedokteran China
Dilihat dari sudut pandang kedokteran China, kondisi hipertensi dan
juga kondisi yang sedang menyertainya seperti sakit kepala, migraine dan
vertigo adalah gejala yang ditunjukkan karena aktivitas liver yang
naik. Hiperaktivitas liver bisa disebabkan karena stress, emosi, makanan
yang kurang baik seperti makanan berlemak, berminyak dan pedas.
Aktivitas liver yang berlebihan ini pada akhirnya menyebabkan naiknya
aktivitas jantung dilihat dari pathogenesis ilmu kedokteran China.
Efeknya adalah meningkatknya detak jantung dan juga tekanan darah.
Holistic Solution
Melihat ada banyak factor yang mempengaruhi hipertensi, tentunya
terapi yang dilakukan tidak boleh hanya melihat dari satu aspek saja.
Menurut penelitian, factor gaya hidup yang terkait dengan pola makan
sangat erat hubungannya dengan hipertensi. Melihat fakta bahwa adanya
hubungan antara stress dan juga hipertensi, tentu bukan hal yang harus
diabaikan.
Pola Makan dan Pola Hidup
DASH diet menjadi salah satu solusi dari sisi pola makan yang
menyeimbangkan kebutuhan tubuh sebagaimana mestinya. DASH (Dietary
Approach to Stop Hypertension) diet adalah anjuran pola makan yang lebih
mengutamakan proporsi konsumsi sayuran dan buah serta lemak baik.
Selain itu juga dianjurkan untuk mengurangi garam atau lebh spesifik
lagi makanan yang mengandung kadar natrium tinggi.
Bahan makanan yang banyak mengandung natrium sangat mudah kita
jumpai. Hampir sebagian besar makanan yang diawetkan dan dikemas
mengandung natrium. Karena natrium memang mudah ditemui sebagai bahan
pengawet. Secara awam, bahan makanan yang tinggi kandungan natrium
adalah yang terdapat komposisi MSG, garam dan natrium benzoate di
dalamnya.
Efektivitas diet ini untuk menurunkan tekanan darah sudah banyak
dibuktikan melalui penelitian klinis. Karena diet ini adalah mengajak
kita untuk mengkonsumsi makanan yang sehat, hasilnya tentu saja tidak
hanya menurunkan tekanan darah, melainkan bisa mencegah osteoporosis,
kanker, diabetes dan tentunya obesitas.
-
Hipnoterapi
Seperti sudah dipaparkan di atas, salah satu penyebab utama
hipertensi esensial adalah stress. Kondisi ini tentunya membutuhkan
penanganan khusus. Karena setiap orang pastilah memiliki potensi untuk
terappar berbagai macam sumber stress, yang membedakan adalah bagaimana
sikapnya terhadap stressor tersebut. Hipnoterapi di RSH membantu sahabat
untuk bisa melepaskan diri dari belenggu stressor yang dialami.
Sehingga mampu untuk mengendalikan diri dan bersikap yang tepat terhadap
stressor yang dihadapi. Beberapa ahli juga menyatakan utuk melakukan
meditasi atau berdzikir untuk menjaga ketenangan diri dan pengendalian
emosi.
Akupunktur
Berdasarkan kumpulan jurnal yang diterbitkan oleh American Journal of
Hypertension menyatakan bahwa akupunktur bisa menurunkan tekanandarah
secara signifikan. Mekanisme pasti mengapa akupunktur bisa menurunkan
tekanan darah pada pasien diantaranya karena terjadi penurunan renin di
plasma darah, penurunan aktivitas aldosterone dan angiotensine. Selain
itu juga terjadi peningkatan pengeluaran natrium, perubahan pada kadar
plasma norepinefrin, serotonin dan endorphin. Efek terapi akupunktur
untuk hipertensi ini sama dengan cara kerja farmakologi atau penggunaan
obat.
Baru-baru ini juga telah ditemukan mekanisme pasti mengapa akupunktur
mampu menurunkan tekanan darah secara langsung sekitar 20 – 30 menit
setelah dilakukan terapi akupunktur. Ternyata, dari sisi mekanisme
neuroendokrin, penusukan titik-titik akupunktur tertentu pada tubuh dan
kemudian distimulasi dengan menggunakan elektroakupunktur mampu
memepngaruhi system syaraf khusus yang berperan dalam hipertensi. Bagian
khusus di otak yang sangat besar pengaruhnya terhadap hipertensi adalah
Rostral ventrolateral medulla atau sering dikenal dengan rVLM.
Akupunktur, terutama elektroakupunktur ternyata mampu menghambat
aktivasi sitem syaraf di area ini, menyebabkan terhambatnya
Mekanisme lain yang secara klinis telah diteliti terhadap kondisi akupunktur diantaranya:
- Regulasi syaraf otonom. Akupunktur mampu
menghambat system syaraf simpatis, sehingga menghambat penyempitan
pembuluh darah dan memicu pelebaran pembuluh darah (vasodialtasi).
- Teori endorphin. Elektroakupunktur mampu mempengaruhi produksi endorphin alami yang memicu penurunan tekanan darah.
- Teori prostaglandin. Akupunktur diduga bisa
merangsang produksi prostagalandin, dan beberapa jenis prostaglandin
memiliki efek vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah yang
menimbulkan efek penurunan tekanan darah.
- Perubahan pada plasma angiotensin II. Penusukan
pada titik akupunktur menyebabkan penurunan tekanan darh disertai
penurunan plasma angiotensin II. Angiotensin adalah salah satu hormone
yang memegang peranan penting dalam pengaturan tekanan darah bersama
dengan renin.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hastrin Hositanisita, S.Gz
_____________________________
Rumah Sehat Holistik Jogja
Jalan Damai gg Sunan Muria no.5
Jaban, Ngaglik, Sleman
0878 3955 0590
0274-851 6868
www.rumahsehatholistik.com
www.akupunturjogja.blogspot.com